PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK) DI MASA PANDEMI COVID 19 MELALUI STRATEGI KOMPLEMENTER PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TEMATIK TERINTEGRASI BERBASIS SCIENCE TECHNOLOGY ENGINEERING ART MATHEMATICS (STEAM)

Oleh: Ilham Aziz Sultoni, S.Pd

Guru Pendidikan Jasmani SMAN 1 Cihaurbeuti Kecamatan Cihaurbeuti

Dalam kondisi pandemi Covid-19 ini sangat berdampak pada sektor pendidikan khususnya dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sebagai guru, siswa maupun orangtua sudah merasakan betapa sulitnya mengkondisikan pembelajaran yang efektif, kolaboratif dan komunikatif. Pembelajaran BDR atau yang sering kita sebut PJJ sudah menjadi metode pembelajaran yang harus diimplementasikan dan sudah menjadi regulasi dari pemerintah untuk dilaksanakan oleh satuan pendidikan khususnya di Kabupaten Ciamis dan umumnya di seluruh Indonesia. Tetapi dengan metode PJJ, sebagaian besar sekolah tidak mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan kolaboratif khususnya di Sekolah Dasar (SD). Dengan diberlakukannya PJJ tidak akan sepenuhnya mampu menciptakan ekosistem pendidikan yang berkeadilan dan transformasi pendidikan. PJJ tidak lepas dari penggunaan IT seperti perangkat hardware leptop, HP dan perangkat lainnya. Untuk mendukung semua alat tersebut harus disertai denga jaringan internet atau sinyal yang bagus. Tetapi di Kabupaten Ciamis khususnya di SD yang lokasinya di pedesaan yang minim dengan sinyal menjadi kendala dalam proses KBM. Tidak semua peserta didik juga memiliki leptop dan HP android dikarenakan salah satu faktor yaitu kondisi ekonomi yang tidak mendukung.

Perlu kita ketahui bersama, bahwa PJOK merupakan mata pelajaran yang banyak disenangi oleh peserta didik. Karena pembelajaran PJOK ini sering kali dikemas dalam bentuk permainan. Pada saat situasi normal sebelum masa pandemi covid 19, pembelajaran PJOK dilaksanakan dilapangan secara bersama-sama. Anak diberikan keleluasaan untuk bermain dan berolahraga dengan tujuan memperoleh aktivitas fisik dan meningkatkan derajat kebugaran jasmani. “Pak guru ayo kita ke lapangan bermain sepak bola, pak guru aku mau bermain voli”. Kata-kata semangat itulah yang sering kali saya dengar dari anak-anak di sekolah sehingga dapat membangkitkan semangat saya untuk mengajar. Ajakan dari anak tersebut membuktikan bahwa anak merasa senang, sudah berpikir dewasa dan kritis dalam menentukan pilihannya.

Kondisi menjadi tidak memungkinkan setelah wabah covid 19 melanda. Anak menjadi tidak semangat lagi dalam belajar PJOK dikarenakan sistem pembelajaran menjadi PJJ atau daring. Anak tidak lagi belajar bersama di sekolah, tidak langsung berkomunikasi dengan guru. Belajar PJOK di rumah sangat minim alat dan media pembelajaran, HP tidak ada sinyal bahkan anak tidak memiliki perangkat IT yang dapat menunjang pembelajaran PJOK secara daring.

Seiring berjalannya waktu, 2 tahun masa pandemi ini dapat dilalui bersama. Akhirnya Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis meluncurkan sebuah aksi solusi dengan membuat Strategi Komplementer 7 (Tujuh) Metode Pembelajaran salah satunya adalah Pembelajaran Tematik Terintegrasi Berbasis Proyek. Pada situasi terkini, PTMT atau tatap muka terbatas dapat dilaksanakan dengan jumlah 25 % untuk SD. Artinya terdapat 2 kelas yang di izinkan untuk melaksanakan PTMT. Selama pembelajaran PJOK dilaksanakan secara daring, saya menggunakan metode Blended Learning yaitu metode pembelajaran yang menggabungkan antara PJJ dengan tatap muka di rumah salah seorang siswa (home Visit). Hal ini sudah dilakukan dalam pembelajaran PJOK tetapi belum menciptakan pembelajaran yang menarik serta minimnya media dan wahana tempat praktek artinya anak tidak leluasa dalam melakukan aktivitas gerak. Saya mencoba menggunakan metode tematik integratif melalui pendekatan permainan yang dilaksanakan di lapangan terbuka yang ada di lingkungan sekitar sekolah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan anak, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik integratif, bermakna dan autentik (Rusman, 2015:139). Pembelajaran tematik integratif bertujuan agar anak mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.

Desain pembelajaran PJOK melalui metode pembelajaran tematik terintegrasi yaitu memadukan materi penjas dengan model STEAM. Model pembelajaran STEAM adalah model pembelajaran yang menggabungkan dua atau lebih yang termuat dalam STEAM yaitu sains, teknologi, teknik, seni dan matematika. Menurut Sanders (2009 :21) STEAM adalah model pembelajaran yang menggabungkan dua atau lebih bidang ilmu yang termuat dalam STEAM, dan atau antara bidang ilmu yang termuat dalam STEAM dengan satu atau lebih mata pelajaran sekolah lainnya. Menurut Marsiline (2018 :79) bahwa dengan mengintegrasikan materi pembelajaran dengan pelajaran lain dapat meningkatkan kompetensi peserta didik dalam satu      waktu.

Tahapan pelaksanaan pembelajarannya dikemas dalam bentuk permainan POS ke POS atau Cirkuit Training dengan kombinasi gerakan lari dan lompat katak.

Penulis mengintegrasikan mata pelajaran PJOK dengan mata pelajaran SBK, Matematika, dan IPA sesuai Kompetensi Dasar (KD) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Jarak antara masing-masing pos adalah ±10 Anak melakukan gerak dasar lari melewati rintangan sesuai dengan teknik yang benar dari pos 1 menuju ke pos 2. Setelah sampai di pos 2 anak diperlihatkan dengan gambar seni dua dimensi dan kemudian diminta untuk menyebutkan unsur yang terdapat dalam gambar tersebut.

2. Setelah itu anak melakukan gerak dasar melompat katak dari pos 2 ke pos 3. Setelah sampai di pos 3 anak diminta untuk menghitung perkalian yang hasilnya tiga
3. Setelah menyelesaikan tahap di pos 3 anak diminta untuk mengkombinasikan gerak berlari dan melompat katak menuju pos 4.

4. Pada pos 4 anak diminta untuk mengelompokan jenis makhluk hidup yang hidup sesuai dengan tempat tinggalnya. Kemudian anak berlari lagi ke Pos 1

Cara penilaiannya adalah anak yang tidak mampu melakukan salah satu indikator dari mata pelajaran SBK, Matematika maupun IPA maka skor akhir yang diperoleh dari mata pelajaran PJOK di kurangi 5 (misalnya : Anak A memperoleh skor akhir pada mata pelajaran PJOK adalah 80, tetapi ia tidak mampu melakukan indikator dari mata pelajaran IPA dan Matematika maka nilai 80 - 10 = 70).

Penggunaan strategi komplementer dengan 7 metode haruslah di pahami dengan baik oleh guru, karena itu merupakan faktor penentu keberhasilan proses belajar mengajar. Belajar akan lebih bermakna ketika anak mampu memahami pentingnya belajar yang sejalan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan strategi komplementer metode pembelajaran tematik terintegrasi ini, guru mampu mengembangkan kompetensi pedagogik dan profesionalnya meskipun di masa darurat covid 19. Strategi komplementer dengan metode tematik terintegrasi ini terbukti mampu meningkatkan antusias anak dalam belajar PJOK serta mampu meningkatkan inovasi dan kreatifitas guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran PJOK.